PENENTUAN WAKTU PERSETUBUHAN PADA CANDIDIASIS VAGINALIS: STUDI EKSPERIMENTAL PADA HEWAN MODEL

Raja Iswara ( Universitas Halu Oleo )
Andon Hestiantoro ( Universitas Indonesia )
Yuli Budiningsih ( Universitas Indonesia )
Retno Asti Wedhani ( Universitas Indonesia )
Ponco Birowo ( Universitas Indonesia )
Puspita Eka Wuyung ( Universitas Indonesia )
Dedi Afandi ( Universitas Riau )

Abstrak

ABSTRAK

Persetubuhan dapat terjadi pada berbagai usia dan kondisi baik fisiologis maupun patologis seperti infeksi vagina (vaginitis) dalam bentuk keputihan. Keputihan yang sering terjadi pada perempuan adalah candidiasis. Kondisi candidiasis akan menimbulkan perubahan pH dan jumlah neutrofil dalam vagina yang tentu saja akan mempengaruhi persistensi spermatozoa dalam vagina sehingga dapat mempengaruhi penentuan waktu terjadinya persetubuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan waktu persetubuhan pada candidiasis vaginalis. Penelitian ini merupakan penelitian experimental menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar dengan tikus jantan sebanyak 4 ekor untuk sampel spermatozoa dan tikus betina sebanyak 32 ekor untuk perlakuan. Tikus betina dibagi dalam dua kelompok yaitu kondisi normal dan model candidiasis. Pada kedua kelompok tikus betina diberikan perlakuan berupa inseminasi spermatozoa dalam vagina. Data dianalisa dengan uji Mann Whitney. Dari hasil penelitian didapatkan pada kondisi normal sperma masih dapat motil hingga menit ke-3 sedangkan pada model candidiasis hingga menit ke-2 setelah inseminasi sperma. Pada kondisi normal sperma masih persisten hingga hari ke-5 sedangkan pada model candidiasis hingga hari ke-3 setelah inseminasi sperma. Terdapat perbedaan motilitas maupun persistensi spermatozoa dalam vagina antara kondisi normal dan model candidiasis (p = 0.001).  

Kata Kunci : Candidiasis Vaginalis, Motilitas Spermatozoa, Persistensi Spermatozoa, Waktu Persetubuhan

Referensi

Gautam Biswas, “Forensic medicine and toxicology 3rd ed”, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi, 2015.

WHO, “Guidelines for medico-legal care for victims of sexual violence Guidelines for medico-legal care for victims of sexual violence”, World Helath Organization, New Zealand, 2003.

Sofwan Dahlan, “Ilmu kedokteran forensik pedoman bagi dokter dan penegak hukum”, Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Unissula, Semarang, 2019.

Amelia Kalangit, J. Mallo., dan D. Tomuka, “Peran ilmu kedokteran forensik dalam pembuktian tindak pidana pemerkosaan sebagai kejahatan kekerasan seksual”, J e-Clinic, 5, 248–253 (2012).

M. Devi, H. Ismunandar, E Hadibrata., dkk., “Kandidiasis vulvovaginal”, Medula, 12(1), 118-123 (2021)

P.O.A. Tania, “Mekanisme escape dan respon imun innate terhadap candida albicans”, Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 9(1), 60-76 (2020)

A.K. Mishra., A. Kumar, D.K. Swain., dkk, “Insights into pH regulatory mechanisms in mediating spermatozoa functions’, Veterinary World, 11(6), 852-858 (2018)

S Chakraborty, and S. Saha , “Understanding sperm motility mechanisms and the implication of sperm surface molecules in promoting motility”. Middle East Fertil Soc J, 27 (2022)

J. Zhou, L. Chen, J. Li, et al, “The semen pH affects sperm motility and capacitation’, PLoS One, 10(7), 1-15 (2015)

D. Ickowicz, M. Finkelstein, H. Breitbart, “Mechanism of sperm capacitation and the acrosome reaction: role of protein kinases”, Asian J Androl,14, 816–821 (2012)


Keywords  :  
Galleys  :  
Diterbitkan  :  
2024-07-21
Cara Mengutip  :  
Terbitan  :